• Home
  • About
  • Contact
    • Category
    • Category
    • Category
  • Shop
  • Advertise
facebook twitter instagram pinterest bloglovin Email

whatever (blog buat nyoba theme aja)

Per tanggal 14 Juni 2016 nanti, masa berlaku STNK motor yang sudah menemani saya mengarungi macetnya kota Jakarta selama empat tahun terakhir ini akan habis dan harus diperbaharui. Dan karena usia si motor saat ini sudah 5 tahun, selain diperbaharui masa berlakunya, si motor juga harus hadir untuk di cek kesehatannya dan diganti TNKB-nya. Untuk mengurus pajak atau pembaruan masa berlaku STNK dan cek fisik sebenarnya cukup mudah prosesnya, tinggal datang ke samsat setempat dan ikuti saja prosesnya, selesai. Yang jadi masalah adalah si motor ini berasal dari Kulon Progo (daerah asal saya) dengan plat AB dan sekarang berada di Jakarta, dan untuk cek fisik, syaratnya adalah si motor ini HARUS hadir dan tidak boleh absen ke samsat. “Mosok” ya saya harus ngirim si motor ini pulang kampung cuma buat cek fisik dan dikirim balik lagi ke Jakarta, gak efektif dan efisien banget kan berat di ongkos om.
Setelah mencari-cari dengan bantuan dari mbah google, akhirnya saya menemukan istilah cek fisik bantuan. Apa itu cek fisik bantuan? Gampangnya sih cek fisik bantuan itu adalah cek fisik kendaraan bermotor yang dapat dilakukan di samsat manapun, baik itu yang terdekat dengan tempat anda tinggal atau di mana pun tanpa memperdulikan asal kendaraan anda dari mana. Jadi saya bisa melakukan cek fisik si motor ini di samsat di kota Jakarta ini tanpa harus mengirimnya pulang kampung. Tapi di beberapa artikel yang saya dapatkan, kebanyakan tidak menyebutkan dengan jelas syarat apa yang harus di bawa ketika melakukan cek fisik bantuan. Ada beberapa artikel yang menyebutkan mereka membawa STNK asli, BPKB asli dan KTP sesuai dengan STNK. Dan ketika saya tanya ke seorang teman saya, dia mengatakan cukup bawa STNK asli aja cukup, tapi dia juga kurang yakin dengan jawabannya. Manakah yang benar? Saya juga kurang tau karena waktu itu saya belum mencoba.Tapi karena saya hanya membawa STNK asli saja di sini, sedangkan BPKB dan KTP ada di Kulon Progo, dengan modal nekat akhirnya berangkatlah saya ke Samsat Jakarta Selatan yang berada di lingkungan Polda Metro Jaya di daerah semanggi. Kalopun ternyata syaratnya harus pake BPKB dan KTP, ya sudah nanti minta dikirimin dari kampung. Yang penting jadi tahu syarat yang sebenarnya.Waktu itu saya berangkat ke samsat dari Bintaro hari senin sekitar pukul 08.45 WIB dan sampai di sana sekitar pukul 09.30 WIB. Setelah masuk ke area samsat, motornya jangan diparkir dulu, ikutin saja petunjuk arah untuk cek fisik yang sudah di sediakan. Jalurnya bisa di lihat di gambar di bawah ini. Lokasinya ada di belakang samsat.
sumber foto dari google maps

Setelah sampai di tempat cek fisik dan bertanya ke salah satu petugas di sana, ternyata yang dibutuhkan hanya STNK asli saja, alhamdulillah. Dan prosesnya ternyata juga gampang gak pake ribet dan cepet kok (tergantung antrian juga sih, rame ato nggak), tapi menurut saya sih tetep lumayan cepet pelayanannya, jadi gak usah pake calo-caloan deh, urus sendiri aja. Untuk setep by setep nya adalah sebagai berikut :
  1. Setelah sampai di lokasi cek fisik, berhentikan kendaraan di dekat petugas cek fisik, kemudian mintalah formulir untuk cek fisik di loket yang sudah di sediakan dengan menunjukkan STNK asli.
  1. Serahkan formulir cek fisik ke petugas cek fisik yang ada, biarkanlah petugas melakukan tugasnya. Petugas akan menggosok no. rangka dan no. mesin kendaraan anda serta mengisi kelengkapan dari formulir. Kalau dari formulirnya sih, seharusnya petugas melakukan cek fisik terhadap kendaraan, seperti kelistrikan, suspensi, rem, dll. Tapi karena banyak yang ngantri, biasanya petugas langsung men ceklist yang diperlukan dan mengembalikan formulir kepada kita.
  1. Setelah formulir kembali ke kita, selanjutnya serahkan formulir beserta STNK asli ke loket pendaftaran (nanti akan di kasih tahu oleh petugasnya), kalo masih belum berubah, loket pendaftaran ada di loket 2.
  1. Parkir kendaraan anda ke tempat parkir yang sudah di sediakan (harus muter lagi ini, karena tempat parkirnya ada di depan) dan kembali lagi ke lokasi cek fisik untuk menunggu panggilan.
  1. Tinggal menunggu panggilan, tapi ingat ya, yang di panggil oleh petugasnya nanti adalah nomor TNKB nya, bukan nama. Jadi di inget-inget dulu nomor TNKB nya.
  1. Setelah di panggil, tinggal ambil saja dokumen cek fisik bantuan yang sudah jadi dan proses selesai. Tinggal anda kirim dokumen cek fisik dan STNK ke kampung halaman anda.
Gampang kan prosesnya? Pengalaman saya waktu itu, sekitar pukul 10.30 WIB semuanya sudah beres. Agak lamanya pas nunggu aja kok. Jadi, bagi temen-temen perantau yang masa berlaku STNK nya sudah mau habis dan kebetulan sudah harus cek fisik juga, tidak perlu khawatir. Anda bisa melakukan cek fisik bantuan di samsat terdekat. Berikut sedikit sharing pengalaman saya. Semoga membantu. Terima kasih.NB:Ini khusus untuk pengurusan cek fisik bantuan di Samsat Jakarta Selatan. Saya tidak tahu apakah di semua samsat syaratnya sama atau tidak. Dan berdasarkan beberapa artikel yang saya baca, katanya tidak semua samsat bisa memberikan cek fisik bantuan. Jadi, sebaiknya anda tanyakan saja lebih dulu ke Samsat terdekat.

sumber featured image dari sini


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Monggo silakan yang mau mampir ke blog baru saya di DAMALYK.TK

Terima kasih.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Berawal dari keinginan membeli gantungan handuk atau towel rack, akhirnya ane browsing ke beberapa situs e-commerce yang bertebaran di belantara internet, macam tokopakdia, bukageplak, dan semacamnya. Setelah ane lihat-lihat rata-rata harga untuk gantungan handuk ada di kisaran 90an ribu, itupun yang paling murah, yang lebih mahal banyak. Selain di internet ane juga lihat-lihat di toko kelontong dekat rumah. Ternyata memang harganya di kisaran itu semua. Mungkin 90-100rb gak terlalu mahal, tapi menurut ane itu terlalu mahal untuk sebuah gantungan handuk. Akhirnya kepikiranlah untuk membuatnya sendiri menggunakan pipa paralon (pvc) karena memang sebelumnya ane pernah juga membuat meja TV dari pipa paralon juga. Dengan menggunakan pipa paralon ane bisa menghemat hampir 60%. Untuk itu di sini ane hanya ingin sedikit sharing cara pembuatan gantungan handuk menggunakan pipa pvc. Oke, mari kita mulai :
image from here
Pertama-tama cobalah untuk membuat sketsa gantungan handuk yang ingin dibuat, untuk menentukan bahan-bahan yang diperlukan. Untuk gantungan handuk yang akan ane buat, desainnya seperti gambar di bawah ini. Kalo ingin membuat dengan model lain dipersilakan.

Dengan kita menggambarnya terlebih dahulu kita bisa tahu bahan-bahan yang akan kita gunakan. Dari gambar yang ane buat, bahan-bahan untuk membuat sebuah gantungan handuk adalah sebagai berikut :

1. Sebuah pipa pastinya, P = 4 m (karena saat beli pipa, bisanya beli 1 pipa panjang). Di sini ane menggunakan pipa dengan diameter 1/2 inch.
2. Sambungan bentuk L 1/2 inch = 4 pcs
3. Sambungan bentuk T 1/2 inch = 2 pcs
4. Dop/Penutup 1/2 inch = 2 pcs
5. Klem ukuran 1/2 inch = 2 pcs

Setelah tahu bahannya, langsung belanja-belanja ke toko bangunan. Ato kalo punya pipa dan sambungan sisa proyek/renovasi sih bisa gratis malah. hehe. Setelah dapat bahannya (beli/sisa proyek). Sekarang persiapkan alat-alatnya.
1. Pemotong pipa (bisa diganti dengan gergaji besi atau apapun yang biasa agan gunakan untuk memotong pipa)
2. Penggaris
3. Spidol / Pulpen / Pensil
4, Palu

Setelah siap semuanya, mari kita mulai proses pembuatannnya :
1. Potonglah pipa menjadi beberapa bagian :
- 2 pcs dengan panjang 50 cm
- 4 pcs dengan panjang 6 cm
- 2 pcs dengan panjang 5 cm
Jadi, bagian pipa yang terpakai untuk membuat gantungan handuk ini tidak ada setengah dari yang kita beli (4 meter), karena total pipa yang terpakai hanya 134cm. Sisanya bisa kita pakai lagi nanti jika ada ide membuat sesuatu lagi. hehe.


2, Kalau tidak ingin warna natural pipa paralon, boleh di kasih warna sesuai selera. Mau di pylox, di cat, terserah agan. Kalo ane, karena ane suka warna item doff, makanya ane pylox warna item doff.

3. Setelah pewarnaan selesai, tinggal dirakit aja menjadi seperti ini. Untuk yang dekat dengan tembok sengaja ane kasih yg 5cm supaya gap antara tembok dan pipa pertama tidak terlalu lebar.

4. Pastikan semua sambungan sudah kuat. Kalau merasa sudah kuat, bisa langsung di pasang ke dinding dengan klem. Jadilah gantungan handuk murah meriah yang tidak kalah elegan dan siap untuk digunakan, hehe.



Selesai sudah, gampang banget kan bikinnya. Sebelum ane tutup postingan ini, sebelumnya ane mau merinci ongkos yang digunakan untuk membuat gantungan handuk ini.

1. Pipa ukuran 1/2 inch 4 meter = Rp 19.000,-
2. Sambungan L ukuran 1/2 inch = 4 x Rp 2.500 = Rp 10.0000,-
3. Sambungan T ukuran 1/2 inch = 2 x Rp 3.000 = Rp 6.000,-
4. Dop / Tutup ukuran 1/2 inch = 2 x Rp 1.500 = Rp 3.000,-
4. Klem pipa ukuran 1/2 inch = 2 x Rp 1.000 = Rp 2.000,-

Total ongkos nya = Rp 40.000,- (Bisa dikurangi Rp 10.000 lagi menjadi Rp 30.000, karena pipa paralon yang terpakai tidak ada setengahnya dan masih bisa dimanfaatkan lagi nantinya).

Jadi Gimana? Murah kan, dengan uang Rp 30.000,- sudah bisa dapat gantungan handuk yang tidak kalah elegan dengan yang di jual di pasaran. Dan yang pasti ada kepuasan tersendiri :D

Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Sepertinya sudah lama saya tidak mampir ke sini lagi. Sudah jarang, bahkan tidak pernah lagi mengisi blog ini. Aktivitas blogwalking pun ikut vakum. Gak tau deh harus mulai dari mana lagi. Mencoba sedikit demi sedikit saja dulu. Semoga saja bisa berlanjut lagi :D. Bissmillahirrohmannirrohim.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
sumber
Bagi yang tinggal di Ibu Kota Tercinta Jakarta, kemacetan bukanlah hal yang asing lagi. Hampir setiap hari bertegur sapa dengan kemacetan, bahkan ketika weekend sekalipun. Dan kalau ngomongin soal kemacetan Jakarta pasti tidak akan ada habisnya. Sebenernya apa sih yang bikin macet itu? Di sini saya cuma mau berbagi tentang sumber-sumber kemacetan (titik-titik bottleneck) di Ibu Kota ini berdasarkan pengalaman yang saya alami selama ini. Oke langsung saja gak usah pake lama, langsung menuju ke TKP.


1. Persimpangan dengan jalan layang atau persimpangan yang membagi 1 jalur menjadi 2/3 jalur atau yang sejenisnya



Yang seperti ini biasanya terjadi karena ada kendaraan yang memotong antrian. Seperti pada gambar ilustrasi. Sebenernya hanya ada satu jalur saja yang macet, yaitu di jalur tengah yang macetnya sampai di luar pintu masuk jalur. Sehingga jalur kanan dan kirinya terlihat agak lengang. Hal ini pun dimanfaatkan oleh orang2 yang dengan alasan pengen cepet sampai, mumpung samping kosong, dan apapun alasannya akhirnya menggunakan jalur di kanan/kirinya kemudian memotong antrian yang macet panjang. Hebatlah mereka itu memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Sadar atau tidak ini justru menimbulkan kemacetan baru. Karena adanya orang-orang yang ingin menyerobot antrian itu akhirnya orang-orang yang ingin belok kanan/kiri pun jadi ikut terhambat dan akhirnya lalu lintas pun semakin semrawut.

2. Persimpangan dengan lampu lalu lintas



Yang ini juga sering bikin macet nih, khususnya untuk persimpangan yang belok kiri jalan terus. Ini seringnya ketika lampu merah, orang-orang yang mau lurus atau belok kanan berhenti di lajur untuk orang belok kiri. Ini pun membuat orang yang mau belok kiri tidak bisa langsung jalan dan akhirnya macet deh. Kalo orang yang dibelakang sabar sih mungkin gak terlalu masalah, tapi kalo temperamen yg ada nantinya perang klakson atau perang mulut atau malah perang beneran.

3. Perlintasan Kereta Api


Seperti yang terlihat dalam gambar ilustrasi. Ini biasanya terjadi di perlintasan kereta api yang jalannya kecil dan dua arah, apalagi kereta yang ditunggu lama. Dan ini biasanya dilakukan oleh pengendara sepeda motor. Ketika palang pintu perlintasan ditutup, jalur yang benar sudah penuh, dan antrian sudah panjang. Para pengendara motor pun tergiur melihat arus sebaliknya yang kosong. Akhirnya mereka pun menutup penuh jalan itu seolah-olah jalan menjadi satu jalur. Ketika kereta sudah lewat dan palang pintu terbuka, bisa dipastikan bottleneck pun terjadi. Orang-orang seperti adu cepat untuk keluar dari situasi tersebut pun tambah memperparah keadaan.

4. U Turn


Kalo yang ini biasanya terjadi di jalan 2 jalur dengan jumlah lajur 2 atau kurang di setiap jalurnya. Tapi tidak menutup kemungkinan terjadi juga dengan jalan yang mempunyai lajur lebih banyak. Yang ini saya seringnya ketemu di Jalan Raya Bogor.

5. Tempat Terjadinya Kecelakaan

Kalo yang ini sepertinya tidak usah saya jelaskan lagi. Hampir setiap ada kecelakaan, lalu lintas pun menjadi padat bahkan mace. Yah, meskipun tidak semua kecelakaan menyebabkan macet.

6. Fenomenal

Ini ni sobat blogger semua, tempat kemacetan yang paling fenomenal.

Tempatnya Si Komo pas lagi lewat
Kalo yang ini jangan dilawan deh, biarin dia lewat dulu. Dia cuma mau liat gedung bertingkat kok.


PENUTUP

Nah, itu tadi sobat blogger titik-titik yang menjadi sumber kemacetan berdasarkan pengamatan saya selama ini. Tapi titik-titik ini tidak akan menjadi sumber kemacetan apabila pengendaranya cerdas, sabar, tidak pengen menang sendiri dan taat peraturan. Karena memang sebagian besar kemacetan itu disebabkan oleh manusianya sendiri. Mungkin sobat blogger yang lain tahu titik-titik kemacetan yang sobat pernah rasakan, boleh dishare ke sini. Semoga orang-orang semakin sadar pentingnya tertib berlalu lintas dan semoga kemacetan bisa segera teratasi.


Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Wah, sudah lama saya tidak mengunjungi tempat ini, bahkan hampir lupa. Parah ya saya? ckckck. Kali ini saya mencoba untuk kembali mengisi tempat ini, memberikan sedikit cerita. Tidak usah panjang lebar lagi . So, here we go.

Sobat blogger semua, khususnya penghuni ibu kota tercinta pasti sudah tau dan sudah pernah ke Kota Tua. Tempat yang menjadi ikon peninggalan jaman Belanda di Batavia. Hari ini, tepatnya hari Minggu tanggal 13 April 2014 Pukul 16.30WIB saya berkesempatan mengunjungi Kota Tua bersama istri saya. Saya penasaran aja setelah membaca dan melihat pemberitaan kalau Kota Tua sekarang sudah dibenahi oleh Gubernur "tercinta" Pak Jokowi. Dari yang dulunya kumuh dan tidak teratur, katanya sekarang sudah bersih bebas sampah dan lebih teratur.

Ketika saya nyampe sana, saya masuk dari Bank Mandiri. Dari situ sampai Gedung Fatahilah saya sudah disambut oleh para penjaja dagangan, mulai dari makanan, barang2 antik, sepatu, kaos, dsb. Sama seperti ketika pertama kali saya datang ke sini. saya berpikir, terus bedanya dimana ya? Ato karena saya datang di hari yang salah? Hari MINGGU, sehingga kalau Minggu memang seperti ini.

Sesampai di samping Fatahilah, Wah, udah ada toilet ternyata. Tapi, eits, ternyata di sini jadi tempat parkir, meskipun cuma sedikit. Setelah itu saya belok kiri, ladalah, ternyata sekarang isinya Warung Kaki Lima dari awal sampai ujung jalan. 
Penuh dengan pedagang kaki lima
Kok jadi gini ya? Padahal dulu di sini hampir tidak ada penjaja kaki lima lho. Sehingga di sini biasanya menjadi salah satu spot favorit untuk bernarsis ria dengan latar gedung tua yang fenomenal.

Setelah dari belokan pertama, saya beranjak ke belokan kedua. Berharap di belokan kedua masih kosong sehingga bisa jadi spot untuk berfoto ria. Dan ketika saya nyampe di belokan kedua, akhirnya harapan saya pupus sudah. Ternyata di sepanjang jalan belokan kedua ini sudah jadi tempat parkir dan beberapa penjaja kaki lima juga ada.
Jadi tempat Parkir
Jadi tempat parkir
Ah, sudahlah. Akhirnya saya beranjak ke harapan saya yang terakhir. Di tempat yang banyak bola-bola betonnya (saya gak tau namanya). Tapi akhirnya kecewa juga yang saya dapatkan. Lebih parah malah di sini, udah seperti Bazar di tempat saya. Padahal dulu di sini adalah spot foto yang strategis, disamping banyak bola2 beton yang menarik untuk diajak berfoto. Kita bisa berfoto bersama gedung2 tua yang eksentrik.
Malah jadi bazar
Ya sudahlah. Tidak ada lagi tempat-tempat foto yang menarik. Satu2nya spot untuk foto2 yaitu di depan Museum Fatahilahnya. Karena di sini yang masih lumayan bagus viewnya, meskipun di samping kiri dan kanannya masih banyak yang jualan, serta masih ada beberapa sampah yang berserak.

Saya di sini tidak mau menyalahkan siapapun. Mungkin saya saja yang datangnya pas Hari Minggu dan sore hari lagi sehingga kondisinya seperti itu, kalo di hari2 biasa (weekdays) mungkin tempat ini terlihat bersih dan tertata rapi.

Tapi, mungkin ini bisa menjadi peringatan untuk pemerintah dan juga kita2 semua. Bagaimana pemerintah mengantisipasi membludaknya kunjungan ketika Weekends. Mungkin salah satunya dengan membuat tempat parkir yang memadai (saya baca pemerintah sedang mencari lahan untuk tempat parkir, semoga cepet ketemu dan direalisasikan). Semoga dengan kolaborasi yang baik antara Pemerintah dan Warga Jakarta, Kota Tua bisa menjadi destinasi yang nyaman untuk dikunjungi, khususnya ketita Weekends. Semoga Saja :)
Share
Tweet
Pin
Share
6 comments
Dari mana aku harus memulai? entahlah, aku tidak tahu. Otak dan hati ini sepertinya sedang memiliki koneksi yang kurang bagus. Apa yang kupikirkan, apa yang kulakukan, dan apa yang kurasakan seperti tidak berhubungan. Apa yang kurasakan saat ini? Siapa yang peduli? Sebuah perasaan tak menentu yang baru pertama kali ini kurasakan. Perasaan yang mungkin bisa saja sangat beralasan atau hanya ketakutan yang sebenarnya ada keyakinan yang cukup kuat di sela-sela rasa takut tersebut.

Dimulai dari awal tahun 2013. Serentetan peristiwa yang sedikit banyak ikut menyentuh ranah psikologis dari diriku seperti menjadi sebuah permulaan. Dua organ vital yang sangat dibutuhkan seluruh manusia mengalami sedikit gangguan. Alhamdulillah salah satunya sudah mulai membaik, meskipun tidak sempurna. Sedangkan satunya lagi sedang dalam masa penyembuhan.

Namun sebenarnya, kedua hal tersebut bukanlah penyebab utama perasaan tak menentu ini tiba-tiba muncul. Perasaan ini muncul ketika diriku -seharusnya- untuk terakhir kalinya datang untuk pengobatan. Tiba-tiba saja Dokter memintaku untuk melakukan sebuah tes. Cukup mengagetkan bagiku. Meskipun sebenarnya disatu sisi diriku yakin akan hasil tes ini, tetapi di sisi lain muncul ketakutan akan hasil tes ini. Dan sampai saat ini, itu semua masih dirahasiakan oleh-Nya. Ini lah yang mungkin menjadi penyebab perasaan tak menentu ini. Yang jelas, saat ini yang bisa kulakukan hanya berdoa dan berpasrah diri akan hasilnya nanti. Dan apapun hasilnya nanti, itulah jalan yang sudah dipilihkan-Nya untukku yang harus kujalani. #Prayforthebest

#Sebuah postingan kecil untuk menenangkan perasaan ini, terima kasih untuk seseorang yang sudah mau kuganggu untuk mendengarkan kisah kecil ini.
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
Older Posts

About me

About Me

Aenean sollicitudin, lorem quis bibendum auctor, nisi elit conseat ipsum, nec sagittis sem nibh id elit. Duis sed odio sit amei.

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

Categories

recent posts

Sponsor

Facebook

Blog Archive

  • June 2016 (1)
  • March 2016 (1)
  • August 2015 (1)
  • May 2015 (1)
  • October 2014 (1)
  • April 2014 (1)
  • April 2013 (1)
  • January 2013 (1)
  • July 2012 (1)
  • June 2012 (3)
  • May 2012 (1)
  • March 2012 (1)
  • November 2011 (1)
  • September 2011 (1)
  • July 2011 (2)
  • December 2010 (1)
  • November 2010 (3)
  • October 2010 (2)
  • July 2010 (1)
  • June 2010 (2)
  • May 2010 (6)
  • April 2010 (9)
  • March 2010 (7)
  • February 2010 (4)
  • November 2009 (2)
  • October 2009 (2)
  • September 2009 (1)
  • August 2009 (3)
  • July 2009 (1)
  • June 2009 (3)
  • May 2009 (1)
  • April 2009 (1)
  • February 2009 (1)

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates