Waktu itu aku pulang dari kantor dengan wajah agak sumringah karena baru gajian. Tiba2 di depan pintu, diriku telah disambut dengan pandangan sinis istriku. Saat itu raut wajah sumingrahku hilang entah kemana, seperti disapu ombak lautan. Dan seperti biasa, “Pa, mana uang belanja mama buat bulan ini??” dengan nada agak keras dia menyambutku.
Akupun hanya membalas dengan senyuman, “sabar Ma, suami pulang dari kerja itu seharusnya disambut dengan baik, dibuatin teh ato apa”.
“Hallaaaahhh!!” balasnya sinis.
Akupun langsung masuk rumah tanpa ada sedikitpun senyum darinya ketika aku melewatinya.
Hari2 seperti itu tak hanya kadang2 terjadi. Tapi sudah seperti kejadian yang rutin terjadi setiap hari. Tak tahu kenapa hubungan kami berdua tidak seharmonis dulu. Selalu saja ada perselisihan. Ntah itu masalah apa. Meskipun hanya dari masalah sepele, tapi bisa jadi sebuah masalah besar. Dan kami selalu tidak ada yang mau mengalah. Apakah aku dan dia sudah terjebak di dunianya masing2??ntahlah. ingin rasanya memperbaiki hubungan ini.
Sampai suatu malam, sesaat sebelum tidur. Kutemui istriku sambil membawa dua lembar kertas dan dua buah ballpoint. Kuserahkan satu lembar kertas dan sebuah ballpoint padanya.
“Ma, papa hanya ingin kita semua tahu apa yg menjadi kekurangan kita. Di kertas itu, silahkan mama tulis semua kekurangan papa tanpa terkecuali. Papa juga akan menulis semua kekurangan mama di kertas yg papa pegang ini. Kemudian besok pagi kita rundingkan bersama2”
Tanpa berkata apapun, dia langsung pergi ke kamar dan mulai menulis. Akupun demikian.
Dan pagi harinya, seperti yang sudah direncanakan. Kami berdua mulai merundingkan apa yg kami tulis tadi malam. Dimulai dari dia.
Dia kemudian memaparkan, menjelaskan semua kekuranganku yg telah dia tulis dalam kertas itu. Dia ucapkan itu semua dengan nada yg agak tinggi. Mulai dari aku kurang cakep, kurang kaya, hidup hanya pas2an, gag bisa bahagiain istri, kurang inilah, kurang itulah. Semua ia jelaskan secara terperinci dan lengkap. Sampai2 ingin menangis mendengar itu semua.
Setelah dia puas telah memaki2 suaminya ini. Sekarang giliranku. Dan aku hanya menunjukkan sebuah kertas kosong padanya. Bersih tak ada coretan sedikitpun. Diapun hanya terkaget2.
“Ma, papa sengaja mengosongkan kertas ini. Papa segaja tidak menulis semua kekurangan mama. Papa tidak ingin melihat mama dari kekurangan mama. Tapi papa ingin melihat mama dari semua kelebihan mama. Karena dengan papa melihat mama dari kelebihan mama, mama menjadi lebih cantik dan lebih baik, sayang papa kepada mama juga akan bertambah besar”
Mendengar itu, raut wajahnya yg semula sinis dan penuh amarah tiba2 berubah seketika.
“Ohh, ini yg mau papa ajarkan sama mama??”. Tersungging sedikit senyum dari bibirnya. Senyum yg telah lama ku impikan kini kembali lagi.
“ALHAMDULILLAH YA ALLAH”
Akupun hanya membalas dengan senyuman, “sabar Ma, suami pulang dari kerja itu seharusnya disambut dengan baik, dibuatin teh ato apa”.
“Hallaaaahhh!!” balasnya sinis.
Akupun langsung masuk rumah tanpa ada sedikitpun senyum darinya ketika aku melewatinya.
Hari2 seperti itu tak hanya kadang2 terjadi. Tapi sudah seperti kejadian yang rutin terjadi setiap hari. Tak tahu kenapa hubungan kami berdua tidak seharmonis dulu. Selalu saja ada perselisihan. Ntah itu masalah apa. Meskipun hanya dari masalah sepele, tapi bisa jadi sebuah masalah besar. Dan kami selalu tidak ada yang mau mengalah. Apakah aku dan dia sudah terjebak di dunianya masing2??ntahlah. ingin rasanya memperbaiki hubungan ini.
Sampai suatu malam, sesaat sebelum tidur. Kutemui istriku sambil membawa dua lembar kertas dan dua buah ballpoint. Kuserahkan satu lembar kertas dan sebuah ballpoint padanya.
“Ma, papa hanya ingin kita semua tahu apa yg menjadi kekurangan kita. Di kertas itu, silahkan mama tulis semua kekurangan papa tanpa terkecuali. Papa juga akan menulis semua kekurangan mama di kertas yg papa pegang ini. Kemudian besok pagi kita rundingkan bersama2”
Tanpa berkata apapun, dia langsung pergi ke kamar dan mulai menulis. Akupun demikian.
Dan pagi harinya, seperti yang sudah direncanakan. Kami berdua mulai merundingkan apa yg kami tulis tadi malam. Dimulai dari dia.
Dia kemudian memaparkan, menjelaskan semua kekuranganku yg telah dia tulis dalam kertas itu. Dia ucapkan itu semua dengan nada yg agak tinggi. Mulai dari aku kurang cakep, kurang kaya, hidup hanya pas2an, gag bisa bahagiain istri, kurang inilah, kurang itulah. Semua ia jelaskan secara terperinci dan lengkap. Sampai2 ingin menangis mendengar itu semua.
Setelah dia puas telah memaki2 suaminya ini. Sekarang giliranku. Dan aku hanya menunjukkan sebuah kertas kosong padanya. Bersih tak ada coretan sedikitpun. Diapun hanya terkaget2.
“Ma, papa sengaja mengosongkan kertas ini. Papa segaja tidak menulis semua kekurangan mama. Papa tidak ingin melihat mama dari kekurangan mama. Tapi papa ingin melihat mama dari semua kelebihan mama. Karena dengan papa melihat mama dari kelebihan mama, mama menjadi lebih cantik dan lebih baik, sayang papa kepada mama juga akan bertambah besar”
Mendengar itu, raut wajahnya yg semula sinis dan penuh amarah tiba2 berubah seketika.
“Ohh, ini yg mau papa ajarkan sama mama??”. Tersungging sedikit senyum dari bibirnya. Senyum yg telah lama ku impikan kini kembali lagi.
“ALHAMDULILLAH YA ALLAH”
Sedikit cerita tadi, semoga dapat menjadi manfaat. Hanya ingin sharing aja. Maaf jika dalam cerita ini ada nama, tempat, kejadian yang sama, ini hanyalah cerita fiktif belaka. Dan aku bukanlah manusia yg pandai merangkai huruf menjadi kata, merangkai kata menjadi kalimat, merangkai kalimat menjadi paragraf dan merangkai paragraf menjadi sebuah cerita yg indah. Hanya itulah kemampuanku.
“JANGAN PERNAH KITA MELIHAT PASANGAN KITA DARI KEKURANGANNYA, karena itu akan membuat kita semakin benci padanya, TAPI LIHATLAH PASANGAN KITA DARI KELEBIHANNYA, karena kita akan melihat sesuatu yang sangat berharga didalamnya”